Happy weekend! Ini akan menjadi artikel ketiga saya tentang Kampung Wisata Jodipan, kenapa kok ke Jodipan terus? Karena memang Jodipan selalu membuat saya ingin kembali kesana dan kebetulan saja saya sedang ada waktu, jadi kenapa tidak? 

Bagi yang belum mengetahui Kampung Wisata Jodipan, jadi kampung ini berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda Kelurahan Jodipan, Blimbing – Kota Malang. Dulunya kampung Jodipan adalah kampung yang dikenal kumuh, namun kini menjadi kampung yang sangat indah dan menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Malang. Nah, jika kamu belum membaca artikel saya tentang Kampung Wisata Jodipan yang lain, kamu bisa membacanya disini.

Gambar dan dekorasi Kampung Wisata Jodipan selalu mengalami perubahan, hal itu membuat saya tidak akan bosan berfoto dengan spot menarik yang berbeda dari kunjungan saya sebelumnya. Untuk memasuki area Kampung Wisata Jodipan, pengunjung masih dikenakan tarif yang sama seperti tahun 2016 lalu yaitu sebesar Rp. 2000 untuk mendapatkan tiket masuk berupa sticker, pengunjung juga bisa memasuki area Kampung Wisata Jodipan melalui beberapa pintu masuk yang ada.

Setelah puas berkeliling dan ber-swafoto, saya dan teman saya juga mengunjungi jembatan kaca, FYI jika ingin ke Jembatan kaca dari arah Kampung Wisata Jodipan atau Kampung Tridi, pengunjung tidak perlu membayar lagi biaya untuk ke Jembatan Kaca, cukup menunjukkan tiket yang tadi dibeli. Namun apabila pengunjung dari Kampung Tridi ingin ke Kampung Wisata Jodipan melalui Jembatan Kaca, maka harus membeli tiket terlebih dahulu, begitupun pengunjung yang dari arah sebaliknya.

Baca Juga : Jembatan Kaca Kota Malang

Ternyata makin banyak warga setempat yang berjualan makanan dan minuman di area wisata jadi pengunjung tidak perlu membawa makanan atau minuman dari luar, karena disinipun sudah lumayan lengkap, mulai dari snack, eskrim, aneka minuman, gorengan, es buah, bakso, soto, dan masih banyak lagi.

Overall, saya sangat senang bisa mengunjungi tempat ini lagi dan mungkin akan kembali ke Kampung Wisata Jodipan lagi dilain waktu. Semoga tempat ini semakin berkembang dan bisa menjadi icon Kota Malang yang semakin dikenal. See you.

Xoxo,

Chici

Happy weekend! ada yang ingin jalan-jalan tapi bingung mau ke mana? yuk main ke Coban Glotak!

Wisata air terjun Coban Glotak ini mungkin memang tidak seterkenal Coban Rais, Coban Pelangi, Coban Rondo, atau coban yang lainnya, tapi wisata ini bisa menjadi salah satu destinasi kamu jika ingin refreshing.

Air terjun Coban Glotak adalah air terjun yang terletak di lereng Gunung Kawi, tepatnya di Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Air terjun ini memiliki ketinggian 100 m dan memiliki 7 tingkat, Coban Glotak sendiri berada di tingkat paling bawah.

Jarak dari Kota Malang menuju Coban Glotak ini kurang lebih 15 km, dan kamu bisa mengetahuinya melalui Google Maps, untuk akses ke coban glotak dari Bedalisodo ini lumayan terjal jadi harus hati-hati. Namun, perjalanan yang panjang dan terjal menjadi tidak terasa melelahkan setelah mengetahui keindahan tersembunyi dari Air Terjun Coban Glotak ini. Fyi, agar tidak tersesat saat menuju lokasi ini, sebaiknya kamu juga bertanya kepada warga sekitar.

Di tempat wisata ini sekarang juga disediakan beberapa spot foto yang berlatar belakang pemandangan alam, instagramable banget dan cocok untuk berforo ria. Untuk tiket masuk ke area wisata ini sebesar IDR 5.000.

Saya sangat senang dapat mengunjungi Wisata Air Terjun Coban Glotak ini, pemandangannya sangat indah, alami, udaranya juga sejuk dan menyergarkan. Tempat wisata ini recommended banget untuk dikunjungi.

Xoxo,

Chici

Hari minggu ini bosan dirumah ? ingin berwisata tapi yang murah? bingung mau kemana? ke Kampung Tridi aja!

Kampung Tridi ini adalah kampung wisata yang berada di Kelurahan Kesatrian, Blimbing – Kota Malang, untuk lebih jelasnya bisa diakses melalui Google Maps. Kampung Tridi juga berseberangan dengan Kampung Wisata Jodipan yang hanya dipisahkan oleh sungai, Kampung Tridi dulunya juga dinilai sebagai perkampungan kumuh, namun sekarang sudah berubah menjadi destinasi wisata baru yang ada di Kota Malang. 

Baca Juga : Kampung Wisata Jodipan

Berbeda dengan Kampung Wisata Jodipan yang menonjolkan warna-warninya, Kampung Tridi ini memiliki ciri khas yaitu gambar-gambar yang dilukis di dinding dan bangunan semuanya 3D dan terlihat hidup serta sangat nyata. Mungkin sebenarnya nama kampung ini juga terinspirasi dari gambar-gambar 3D yang ada, namun agar lebih mudah di kenal orang awam jadi diberi nama Tridi sesuai dengan ejaan 3D.

Kampung Tridi memiliki banyak sekali spot foto dengan latar belakang gambar yang menarik, seperti karakter Elsa, Hulk, Mickey Mouse, Spongebob, Spiderman, Marlin Monroe, gambar hewan dan pemandangan seperti air terjun, serta masih banyak tema-tema gambar lainnya. Kali pertama saya masuk ke kampung wisata ini saya sudah sangat senang karena keramah tamahan warga setempat, jadi saya sendiri juga tidak ragu untuk berfoto di spot yang ada di depan rumah warga.

Tidak berbeda dengan warga di Kampung Wisata Jodipan, warga yang tinggal di Kampung Tridi-pun memanfaatkan peluang yang ada untuk berjualan makanan dan minuman kepada para pengunjung. Untuk tiket masuknya sendiri sebesar Rp. 3000 yang bisa digunakan untuk mengambil souvenir Kampung Tridi. Fasilitas kampung wisata ini juga lumayan baik, ada mushola dan toilet yang cukup bersih, serta tempat parkir yang memadai.

Baca Juga : Jembatan Kaca Kota Malang

Jika pengunjung ingin mengunjungi Kampung Wisata Jodipan melalui Kampung Tridi, pengunjung bisa menyeberangi Jembatan Kaca, namun tetap harus membeli tiket untuk memasuki area Kampung Wisata Jodipan karena dua lokasi ini adalah tempat wisata yang berbeda meskipun berseberangan. 

Tertarik untuk berkunjung ke Kampung Tridi ? wisata yang satu ini recommended banget untuk dikunjungi saat berada di Kota Malang. Have a nice weekend! See you!

Xoxo,

Chici

Hari minggu enaknya kemana ya? cari tempat yang bagus tapi free entry? ke Taman Buring aja!

Kota Malang memiliki beberapa taman kota yang menjadi spot menarik untuk berfoto, baik itu selfie maupun wefie. Salah satunya adalah Taman Buring yang terletak di Jalan Buring Kota Malang. Taman Buring ini letaknya juga tidak jauh dari Jalan Ijen dan Gereja Ijen, jadi pasti tidak sulit untuk ditemukan.

Terdapat labirin kecil di Taman Buring ini yang tentunya selain memperindah taman, pengunjung bisa mencoba untuk memecahkan jalan keluar dari labirin tersebut, serta monumen musik yang sangat cocok untuk dijadikan spot foto.

Untuk masalah kebersihan, Taman Buring selalu dijaga kebersihannya, jadi pengunjung bisa lebih nyaman saat mengunjungi taman ini. Jadi, buat readers yang belum pernah mengunjungi Taman Buring, boleh banget mengunjungi taman yang satu ini. Thank you for reading...


Xoxo,

Chici

Hai, sudah punya agenda jalan-jalan untuk minggu ini? 

Kota Malang memiliki satu lagi destinasi wisata baru yang wajib dikunjungi loh, yaitu Jembatan Kaca Kota Malang. Katanya sih jembatan ini adalah jembatan kaca pertama di Indonesia, dan minggu lalu saya sempat mengunjungi tempat yang satu ini. 

Jembatan Kaca Kota Malang berdiri diatas sungai dan menghubungkan Kampung Warna Jodipan dengan Kampung Tridi. Kehadiran jembatan kaca ini tentunya juga membantu akses warga sekitar dan juga para wisatawan untuk menuju ke Kampung Warna Jodipan maupun sebaliknya.

Baca juga : Kampung Wisata Jodipan

Jembatan Kaca Malang ini di cat dengan warna dominan kuning agak gold dan merupakan program CSR dari Indana (pantas saja banyak pamphlet dari Indana Paint). Saat itu saya berkunjung pukul 11 siang, jadi panas banget dan sudah ramai pengunjung, sebaiknya kalau ke tempat ini saat pagi saja biar lebih nyaman foto-fotonya. Pengunjungnya sendiri juga tidak hanya dari Kota Malang, banyak pengunjung yang berasal dari luar kota maupun manca negara.

Jika dari arah Kampung Tridi dan ingin menyeberang ke Kampung Wisata Jodipan melalui jembatan, maka pengunjung harus membeli tiket brupa sticker di salah satu pengelola yang merupakan warga sekitar, terakhir kali tiket masuk Jodipan masih sama yaitu Rp. 2.000, begitupun sebaliknya jika dari arah Jodipan ingin menuju ke Kampung Tridi melalui jembatan kaca, pengunjung juga harus membeli tiket barupa souvenir ke Kampung Tridi.

Jembatan ini tidak sepenuhnya terbuat dari kaca, hanya bagian tengahnya saja yang terbuat dari kaca, lucunya masih banyak pengunjung yang tidak berani menginjak kaca dan memilih jalan di pingir saat menyeberang. Dan catatan saja, karena kemaren saya sempat melihat anak kecil yang jalan sendiri menyeberangi jembatan ini, sebaiknya untuk pengunjung yang membawa anak harus lebih aware dan tidak membiarkan anaknya melewati jembatan kaca ini sendiri, meskipun jembatan ini sudah safety tapi tidak ada salahnya berhati-hati. 

Baca juga : Kampung Wisata Jodipan Part. II

Saya sangat mengapresiasi adanya destinasi wisata seperti ini, selain bisa menarik minat wisatawan juga bisa membantu perekonomian warga, karena dengan banyaknya pengunjung bisa dijadikan ladang bisnis tersendiri bagi warga sekitar. Tempat ini recommended banget untuk dikunjungi saat berada di Kota Malang. Kamu sudah pernah mengunjungi jembatan ini? share pengalaman kamu di kolom komentar ya!

Xoxo,

Chici

Candi Badut Malang

Candi Badut merupakan satu candi peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang terletak di Kota Malang, tepatnya di Desa Karang Besuki. Usia candi ini diperkirakan lebih dari 1400 tahun dan ditemukan pada tahun 1921 dimana bentuknya pada saat itu hanya berupa gundukan dari reruntuhan bebatuan bercampur tanah. Orang pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah Maureen Brecher yang merupakan seorang kontrolir Belanda yang bekerja di Malang. Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia Belanda. (sumber : sejarahbudayanusantara)

Pos untuk mengisi buku tamu

Papan larangan yang berada di kompleks candi

Wisata Candi Badut dibuka mulai pukul 08.00 -15.00 WIB dan akses menuju ke tempat wisata yang satu ini cukup mudah, bisa menggunakan Google Maps. Wisata Candi Badut berada di area perkampungan warga dan terletak dikiri jalan jika kamu dari arah Tidar. Terdapat papan nama yang bertuliskan 'Candi Badut' di jalan masuk menuju area wisata, sayangnya papan nama tersebut tidak terlalu besar, sehingga memungkinkan pengunjung kelewatan karena tidak melihatnya.

Setelah masuk area wisata, kamu harus ke pos penjaga untuk mengisi buku tamu. Kemudian kamu bisa menikmati keindahan sejarah peninggalan Kerajaan Kanjuruhan ini. Tiket masuknya berapa? tenang aja, untuk masuk ke tempat wisata ini pengunjung tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis.

Sejarah Candi Badut

Foto mandjah di Candi Badut

Di kompleks Candi Badut juga terdapat arca-arca dan untuk masuk kedalam candi pengunjung bisa melewati tangga dibagian barat candi, namun sayang pengunjung yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan masuk. Halaman sekitar Candi Badut sendiri, menurut saya sangat terawat dan bersih, meskipun ada beberapa coretan-coretan pengunjung yang tidak bertanggungjawab. Sebaiknya saat kita berkunjung ke tempat bersejarah seperti ini, janganlah merusaknya karena candi ini memiliki nilai historis yang tidak ternilai.

Baca juga : Wisata Sejarah Museum Bentoel

Demikianlah cerita singkat saya saat berkunjung ke Candi Badut, saya merasa senang berkunjung ke tempat wisata seperti ini, karena dapat menambah wawasan tentang sejarah kerajaan zaman dahulu. Recommended ? tempat wisata sejarah yang satu ini wajib untuk dikunjungi. Tapi ingat, selalu patuhi aturan yang ada dan jangan membuang sampah sembarangan ya... see you. 

Xoxo,

Chici

Hai semua, beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi Kampung Wisata Jodipan untuk yang kedua kalinya. Kamu sudah pernah membaca postingan pertama saya tentang Kampung Wisata Jodipan? jika belum, kamu bisa membacanya disini.

Kampung Wisata Jodipan adalah kampung warna-warninya Kota Malang, tempat wisata ini sangat populer dan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dari Kota Malang maupun luar kota, namun tidak sedikit pula turis yang berkunjung ke Kampung Wisata Jodipan.

Kampung Wisata Jodipan bermula dari ide kreatif kelompok mahasiswa yang mengubah lingkungan kumuh Jodipan menjadi kampung warna-warni yang indah. Tahun lalu saat saya berkunjung ke Jodipan, tempat wisata ini masih belum diresmikan jadi masih ada beberapa bangunan yang belum di cat dan minggu lalu saya bersama sepupu saya berkesempatan mengunjungi Kampung Wisata Jodipan setelah tempat ini diresmikan.

Fasilitas di Kampung Wisata Jodipan juga sudah lebih baik dari pada tahun lalu, tiket masuknya masih tetap sama, yaitu sebesar IDR 2.000. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kampung Wisata Jodipan, dimanfaatkan warga sekitar untuk berjualan makanan dan minuman.

Kampung Wisata Jodipan memiliki spot foto baru seperti spot bunga, payung gantung, topeng gantung, gambar-gambar 3D, dan masih banyak lagi. Di tempat ini juga disediakan beberapa buku dari Universitas Brawijaya agar bisa dibaca oleh warga sekitar maupun pengunjung.

Berwisata ke Jodipan selalu membawa kesenangan tersediri bagi saya, dan jika lain waktu ada kesempatan pasti saya akan mengunjunginya lagi. Kampung Wisata Jodipan ini sangat recommended untuk kamu kunjungi. See you.

Xoxo,

Chici

Gunung Arjuno adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia dengan ketinggian 3.339 m dpl. Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Raung, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna. (sumber : wikipedia)

Ternyata di lereng Gunung Arjuno terdapat wisata religi yang banyak dikunjungi wisatawan loh, yaitu Pura Luhur Giri Arjuno. Pura Luhur Giri Arjuno ini terletak di Junggo Tulungrejo Kota Batu, saya mengunjungi tempat ibadah ini masih dalam rangka tugas kuliah hehe. Pura luhur Giri Arjuno ini merupakan pura terbesar di Jawa Timur, pura ini dibangun pada tahun 1997-1998. Pura ini juga biasanya dijadikan objek wisata religi bagi umat Hindu di Malang dan sekitarnya yang sedang berkunjung.

Perjalanan ke pura ini cukup lama karena lumayan jauh dari pusat Alun-Alun Kota Batu, untungnya akses jalan menuju pura cukup baik jadi jauhnya tidak terasa. Dalam perjalanan ke Pura Luhur Giri Arjuno, saya melewati perkebunan jeruk, apel dan ladang sayur beserta para petani yang sedang bercocok tanam. Semakin mendekati lokasi, hawa dinginpun semakin terasa. Setelah memasuki kawasan Pura Luhur Giri Arjuno, terdapat banyak tamu yang datang untuk bersembahyang, jadi saya dan teman-teman menunggu para pengunjung menyelesaikan ibadahnya sebelum melakukan peliputan.

Setelah pengunjung dari Bali tersebut menyelesaikan sembahyang, akhirnya kami masuk untuk melakukan peliputan dan wawancara dengan pemangku Pura Luhur Giri Arjuno. Sebelum memasuki pura, kami terlebih dulu diberi bebet atau selendang yang sudah disediakan untuk para pengunjung dan wajib digunakan saat memasuki pura.

Nah, berikut ini adalah beberapa foto pemandangan di Pura Luhur Giri Arjuno yang berhasil saya abadikan.

Selama melangsungkan peliputan, saya dan teman-teman disambut dengan hangat oleh pemangku, ini yang membuat saya percaya bahwa toleransi beragama masih kuat, serta pemandangan di Pura luhur Giri Arjuno yang sangat indah membuat saya dan teman-teman tertarik untuk kembali lagi suatu hari nanti..


Xoxo,

Chici

Hai-Hai, sudah pernah berkunjung ke Kota Batu?

Kota Batu memiliki berbagai macam wisata, karena itulah dikenal sebagai Kota Wisata Batu. Namun Kota Batu juga memiliki tempat-tempat ibadah yang banyak dikunjungi wisatawan saat berwisata ke Kota Batu, salah satunya adalah Klenteng Kwan Im Tong.

Klenteng Kwan Im Tong terletak di Jalan Gajah Mada - Kota Batu, tepatnya di sebelah kanan dari arah Alun-Alun Kota Batu.

Saya dan teman – teman berkesempatan mengunjungi Klenteng Kwan Im Tong ini saat pembuatan company profile. Kami memilih tema tentang tempat beribadah, karena kami ingin mengangkat makna toleransi antar umat beragama. 

Sejarah Klenteng Kwan Im Tong ini awalnya hanya rumah biasa, sekitar tahun 1960an direnovasi untuk dijadikan klenteng, ungkap penjaga klenteng. Klenteng Kwan Im Tong juga merupakan satu-satunya klenteng yang berada di Kota Batu. Jadi menurut penjaga klenteng, banyak wisatawan tionghoa yang menyempatkan beribadah di Klenteng Kwan Im Tong.

Saat kami mengunjungi Klenteng Kwan Im Tong ini, didalam klenteng masih sepi meskipun gerbangnya terbuka. Dan setelah meminta izin ke penjaga, kami masuk kedalam untuk melakukan peliputan.

Setelah masuk kedalam Klenteng kami melihat banyak sekali patung, beberapa persembahan, dan lilin-lilin yang menyala. Untuk bangunannya sendiri, ada tembok klenteng yang memiliki relief Dewi Kwan Im yang sedang mengendarai naga, kemudian juga terdapat patung Dewi Kwan Im Tong ditengah ruangan. Dan dibagian luar terdapat penyangga yang berbentuk ukiran-ukiran naga.

Klenteng Kwan Im Tong selalu dijaga dan dirawat dengan baik, tidak heran jika tempat beribadah ini sangat bersih dan terawat. Jadi, buat kamu yang sedang berkunjung ke Kota Batu, tidak ada salahnya untuk mampir ke Klenteng Kwan Im Tong ini.


Xoxo,

Chici

Kota Malang memiliki banyak sekali destinasi wisata, salah satunya adalah wisata sejarah seperti Museum Bentoel.

Museum ini terletak di Jln. Wiromargo no. 32 – Kota Malang, yang berdekatan dengan pasar besar. Museum ini terbuka untuk umum dan tidak ada biaya untuk tiket masuk (gratis). Museum Bentoel buka hari Selasa – Minggu pukul 08.00 – 15.00 WIB, dan menurut penjaga museum ini dulunya adalah pabrik rokok pertama dari PT. Bentoel.

Sejarah PT. Bentoel Group bermula dari pabrik rokok kecil bernama "Strootjes Fabriek Ong Hok Liong", yang didirikan oleh Ong Hok Liong. Pada tahun 1954 pabrik rokok tersebut berubah nama menjadi PT. Perusahaan Rokok Tjap Bentoel dan pada akhir tahun 1960-an, Bentoel Group menjadi perusahaan pertama di Indonesia untuk memproduksi rokok kretek filter buatan mesin dan membungkus kotak rokoknya dengan plastic yang kemudian menjadikan inovasi ini sebagai standard pada industry tembakau nasional. (Source : Wikipedia)

Halaman depan Museum Bentoel

Patung Ong Hok Liong dan Sepeda Onthel yang dulu digunakan

Jika dilihat dari luar, Museum ini memang seperti rumah karena memang dulunya adalah rumah yang dijadikan tempat usaha pembuatan rokok. Dibagian depan museum terdapat patung Ong Hok Liong yang merupakan pendiri PT. Bentoel dan saat memasuki ruangan, kita bisa melihat beberapa rokok hasil produksi dari PT. Bentoel mulai dari dulu hingga saat ini dan juga contoh bahan pembuatan rokok, alat giling rokok, sepeda onthel yang digunakan pada zaman dulu untuk menjual rokok, serta kolase-kolase foto dari karyawan dan pimpinan PT. Bentoel.

Di dalam museum

Mengunjungi Museum Bentoel ini sangat menyenangkan sekali, selain bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat juga bisa berfoto ditempat yang menjadi sejarah berdirinya salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Recommended deh! Buat yang pengen wisata sejarah yang menarik tapi gratis.


Xoxo,

Chici

Alun-Alun Kota Batu adalah salah satu ikon dari Kota Batu yang terletak di Jalan Agus Salim, Sisir, Kota Batu. Setiap saya melakukan perjalanan yang melewati Kota Batu saya pasti menyempatkan untuk mampir ke Alun-Alun Kota Batu, sekedar untuk beristirahat ataupun membeli jajanan di sekeliling ikonnya kota wisata ini.


Alun-Alun Kota Batu memiliki beberapa fasilitas seperti playground untuk balita, toilet umum, tempat infomasi, smoking area, air mancur yang lampunya menyala indah saat malam, dan juga Ferris Wheel.

Alun-Alun Kota Batu ini juga dekat dengan Masjid Agung An-Nuur dan Plaza Batu tentunya sangat strategis bagi wisatawan yang ingin berbelanja dan mencari oleh-oleh. Tempat wisata ini  free entry alias tidak dipungut biaya apapun saat masuk meskipun pengunjung menghabiskan waktu seharian, kita hanya perlu membayar Rp. 2.000/motor untuk biaya parkir. Kawasan wisata yang satu ini menjajakan berbagai macam kuliner, mulai dari jajanan kaki lima, rumah makan, juga dekat dengan Kopi Letek dan Pos Ketas Legenda. Jika pengunjung ingin membeli souvenir juga tersedia banyak sekali pedagang yang menjual souvenir di sekitaran alun-alun.

Akses menuju tempat wisata ini juga sangat mudah, bisa dengan menggunakan google maps. Alun-Alun Kota  ini sangat cocok dijadikan salah satu destinasi wisata saat berkunjung ke Kota Batu, sayangnya jika pengunjung ingin menaiki wahana Ferris Wheel biasanya harus antri panjang. Selain kekurangan tersebut, fasilitas di Alun-Alun Kota Batu menurut saya sudah sangat baik, jadi jangan lupa mampir ke Alun-Alun Kota Batu ya saat berkunjung ke Malang.


Xoxo,

Chici

Liburan pasti menyenangkan jika bisa pergi ke suatu tempat untuk berwisata dan menghabiskan waktu bersama teman ataupun keluarga, apalagi pasangan. Banyak sekali destinasi wisata di Kota Malang maupun luar kota yang menarik untuk dikunjungi, dan liburan semester kemarin saya berkesempatan mengunjungi Landmark Kabupaten Kediri yaitu Simpang Lima Gumul. 

Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) adalah salah satu bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai Arc de Triomphe  yang berada di Paris, Perancis. Monumen ini dibangun tahun 2003-2008 dan terletak di Desa Tugurejo Ngasem – Kabupaten Kediri, tepatnya di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Posoklaten, Kediri. Monumen Simpang Lima Gumul ini memiliki luas 37 hektar, dan disisi monument terpahat relief-relief yang menggambarkan tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini. (sumber : Wikipedia)

Perjalanan dari Malang menuju ke Simpang Lima Gumul sekitar 3jam-an dengan menggunakan sepeda motor dan melewati rute Batu-Kandangan-Pare, serta bisa menggunakan Google Maps untuk mempermudah. Setelah sampai di lokasi dan memarkirkan motor, saya melewati jalan bawah tanah yang menghubungkan area parkir dengan monumen Simpang Lima Gumul. Untungnya saat itu weekdays jadi tidak terlalu ramai dan kalau foto tidak ada orang mondar-mandir yang menjadi background-nya hehe.

Jalan bawah tanah di SLG

Monumen Simpang Lima Gumul ini free entry alias gratis! Jadi cocok banget buat dijadikan salah satu tujuan saat berwisata ke Kediri. Tempat wisata yang satu ini tidak pernah sepi pengunjung, karena di monumen ini juga disediakan berbagai macam fasilitas seperti hall auditorium, ruang pertemuan, mushola, foodcourt, toko souvenir, dan setiap akhir pekan juga terdapat berbagai kuliner yang dijajakan untuk para pengunjung serta  biasanya juga dijadikan tempat untuk event tertentu.

Recommended ? Iya, rasanya belum lengkap jika ke Kediri namun tidak mengunjungi monumen Simpang Lima Gumul ini.


Xoxo,

Chici

Kebun Teh Wonosari adalah perkebunan yang berada pada ketinggian antara 950 – 1.250 MDPL serta memiliki luas area sekitar 1.144 hektar, lokasi Kebun Teh Wonosari ini terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari - Kabupaten Malang, kurang lebih 30km arah utara Kota Malang. Obyek wisata yang satu ini buka pukul 07.00 – 17.00 WIB dengan harga tiket masuk saat itu Rp. 10.000/orang.

Kunjungan saya ke Kebun Teh Wonosari ini sebenarnya tidak di planning sama sekali. Bermula saat saya dan teman-teman sedang main rumah si pipin yang berada di daerah Lawang, maka mampirlah kita ke kebuh teh yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah pipin.

Setibanya di tujuan, saya dan teman-teman langsung merasakan sejuknya udara di kebun teh, selain itu kami juga menikmati hijaunya kebuh teh. Setelah memarkir kendaraan, kami langsung masuk ke area kebun teh yang luas, sembari menikmati hawa yang sejuk tidak ketinggalan kami juga mengambil foto bersama untuk mengabadikan momen indah tersebut.

Di Kebun Teh Wonosari ini kami bisa melihat pabrik tempat pengolahan daun teh. Disininjuga tersedia rumah makan dan mini market untuk membeli snack atau minuman, juga toko souvenir jika pengunjung ingin membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. 

Berkeliling di Kebun Teh Wonosari ini sangat melelahkan saking luasnya, dan harus hati-hati sebab jalannya sempit dan saat itu licin karena habis hujan.

Namun pengalaman saya berkunjung ke Kebun Teh Wonosari ini unforgettable banget. Recommended ? Iya, bagi yang mau refreshing dan melepas penat karena rutinitas bisa ngadem di Kebuh Teh Wonosari ini.


Xoxo,

Chici