Kutipan Novel Tentang Kamu, Tere Liye
by
Chici Sriwahyuni's Blog
- Oktober 22, 2017
Satu lagi karya terbaru penulis Tere Liye, yaitu novelnya yang berjudul 'Tentang Kamu'. Novel ini menceritakan tentang Zaman Zulkarnaen pengacara muda asal Indonesia yang bekerja di firma hukum ternama di London - Inggris. Suatu hari Zaman ditugaskan untuk menangani kasus harta waris seorang wanita berpaspor Inggris yang berasal dari Indonesia, wanita itu adalah Sri Ningsih yang merupakan salah satu tokoh utama dalam novel ini. Untuk menyelesaikan pembagian harta waris, Zaman harus mengetahui jejak kehidupan Sri Ningsih.
Cerita dari novel ini sangat kompleks, mulai dari keluarga, persahabatan, penghianatan, percintaan, serta kegigihan Sri Ningsih dalam karirnya. Beberapa bagian cerita yang berhasil mengaduk-aduk perasaan saya dan membuat saya menangis, karena kehidupan Sri Ningsih penuh dengan lika liku dan kejutan. Banyak sekali kata-kata mutiara yang dituliskan Tere Liye dalam novel ini, berikut adalah kutipan menarik dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye.
“Selain bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apapun itu, memiliki kehormatan.”
“Cepat sekali semua berubah, seperti lautan, tiba-tiba mendung menutupi langit mengusir matahari cerah.”
“Ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu, dengan memeluknya.”
“Apa arti persahabatan? Apa pula arti pengkhianatan? Apakah sahabat baik akan mengkhianati sahabat sejatinya?”
“Ibarat bola yang dilempar tinggi, setelah sekian lama menikmati posisi diatas, tiba waktunya meluncur ke bawah. Nasib, semakin tinggi bola itu terbang, saat jatuh, akan semakin sakit rasanya.”
“Dalam perkara kebaikan, bukankah sama saja siapa yang mengerjakannya? Yang lain tinggal mendukung dan membantu dari belakang.”
“Aku tahu sejak lama, besok lama, dengan hati seindah miliknya, dia akan melakukan hal hebat. Dia akan melihat dunia.”
“Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apa lagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga kita tahu bahwa kita telah tiba pada batas akhirnya?”
“Kenapa orang mudah sekali mengkhianati? Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? Sepertinya aku harus mulai membiasakan diri menghadapi masalah seperti ini.”
“Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.”
“Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya.”
“Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru.”
“Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya.”
“Apakah cinta memang begitu? Saat dia mulai menyemai bibit harapan, hanya untuk layu sebelum berkecambah? Atau dia saja yang berharap berlebihan?”
“Kenapa tidak kamu biarkan seperti air mengalir, lihat sampai ke mana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah.”
“Semoga besok beban di hati terangkat sedikit. Tidak usah banyak, sedikit saja tidak apa. Besok, besoknya lagi, biarkan waktu menyiram semua kesedihan hingga hilang tak berbekas.”
“Dia tetaplah wanita biasa. Saat orang melihatnya begitu tegar menghadapi apapun, orang-orang tidak tahu seberapa besar perjuangannya untuk membujuk dirinya sendiri sabar, membujuk dirinya untuk melepaskan, melupakan, dan semua hal yang ringan dikatakan, tapi berat dilakukan.”
“Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu. Itu adalah salah satu anugerah terbesar dalam hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cinta-lah yang akan menemukan kita.”
“Terima kasih telah menjadi bagian hidupku. Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu begitu dalam telah memberikanku kekuatan. Terima kasih.”
“Aku tidak akan menangis karena semua berakhir, aku akan tersenyum bahagia karena semua hal itu pernah terjadi.”
“Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang dilewati oleh seseorang.”
“Sangat menyakitkan memang, menuduh orang lain pengkhianat, padahal sejatinya diri sendiri yang mengkhianati orang lain. Merasa paling benar tapi kenyataannya tidak.”
Novel ini sangat recommended untuk dibaca dan cocok untuk semua kalangan. Salah satu hal positif yang bisa diteladani dari sifat Sri Ningsih adalah saat cobaan datang, ia memiliki rasa sabar yang tidak terbatas dan mampu memeluk erat rasa sakit. Kalian tertarik untuk membaca ? jangan lupa tinggalkan komentar jika ingin mengcopy kutipannya ya…
Xoxo,
Chici
Xoxo,
Chici