Burn Out? Resign?
Pernah nggak sih, sampai di titik capek banget sama hidup? Rasanya pengen berhenti, pengen resign, pengen hilang aja. Kalau iya, berarti kamu nggak sendirian. Aku juga pernah di titik itu.
Hidupku nggak seindah yang kamu lihat di luar. Aku nangis. Aku hancur. Aku pernah breakdown berkali-kali. Bahkan sampai mikir, “Kayaknya aku nggak sanggup lagi deh.”
Aku pernah kerja di tempat yang bikin aku burn out parah. Tekanan kerja gila-gilaan, deadline numpuk, drama sana-sini. Sampai-sampai aku harus pakai uang pribadi buat talangin kebutuhan kantor. Niatnya baik, supaya semuanya jalan lancar. Dan aku percaya, nanti pasti diganti.
Yang bikin tambah sakit hati, lingkungan toxic dan manipulatif. Pandai ngomong manis kalau butuh, tapi giliran kita yang butuh, dia hilang entah ke mana. Dan parahnya lagi, setelah aku keluar, aku pikir hidup bakal tenang. Ternyata? Masih ada aja yang kepo, masih ada aja yang ngomongin aku di belakang.
Tiga Tahun Bertahan
Aku bertahan di situ tiga tahun. Bayangin, tiga tahun dengan semua tekanan, drama, dan rasa capek mental yang nggak pernah selesai. Aku terus bilang ke diri sendiri, “Sabar ya, nanti juga akan lebih baik.”
Keputusan yang nggak gampang. Aku takut. Takut kalau keluar, aku nggak punya apa-apa. Takut kalau omongan orang makin jadi. Tapi ternyata, begitu aku keluar, satu hal yang aku rasain adalah lega.
Iya, orang-orang masih kepo. Masih ada yang ngomongin. Tapi aku nggak peduli lagi. Karena aku tahu, hidupku bukan buat mereka. Hidupku ya buat aku.
Apa yang Aku Pelajari?
Jadi, Ini Pesanku Buat Kamu
Dan kalau kamu lagi mikir mau bertahan atau pergi, ingat: Nggak apa-apa kok kalau akhirnya kamu memilih dirimu sendiri. Aku aja butuh tiga tahun buat sadar. Tapi akhirnya aku bebas. Dan kamu juga bisa.
Love,
Cc